MEMPERINGATI
HARI KESEHATAN MENTAL SEDUNIA
“Mental
health matters. End the stigma. Normalize therapy.”
“
Hari ini, 10 Oktober
diperingati sebagai ”Hari Kesehatan Mental Sedunia.” Kesehatan mental adalah
hal nyata yang bisa terjadi kepada siapa saja dan dimana saja. Memiliki mental
yang sehat sama pentingnya dengan memiliki fisik yang sehat. Namun, hingga saat
ini masih banyak orang yang kurang memahami pentingnya kesehatan mental. Meski
diperingati setiap tahun tidak banyak yang tahu apa itu kesehatan mental.
Bahkan ada sebagian orang yang enggan mengakui dirinya mengalami gangguan.
Peringatan Hari Kesehatan Mental
Sedunia ini juga didukung oleh WHO (World Health Organization). Peringatan ini
memberikan kesempatan bagi semua pemangku kepentingan yang menangani masalah
kesehatan mental untuk membicarakan tentang pekerjaan mereka dan usaha apa lagi
yang perlu dilakukan untuk mewujudkan perawatan kesehatan mental bagi semua
orang di seluruh dunia.
WHO menjelaskan, seorang yang
sehat adalah ketika keadaan fisik, mental, dan kesejahteraan sosial sehat
secara utuh, bukan hanya karena tidak adanya penyakit atau kekurangan. Namun,
selama ini manusia seperti terlalu berfokus pada fisik dan lupa pada kesehatan
mental yang dimilikinya.
Menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO), kesehatan mental adalah salah satu bidang kesehatan masyarakat
yang paling terabaikan. Hampir 1 miliar orang di dunia memiliki gangguan
kesehatan mental, 3 juta orang meninggal setiap tahun akibat penggunaan alkohol
yang berbahaya dan satu orang meninggal setiap 40 detik karena bunuh diri.
Berdasarkan hasil survey
Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia tahun 2018, 1 dari 10
orang dari jumlah orang Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental. Kurang
lebih 75% orang dengan masalah mental tidak mendapatkan penanganan yang baik.
Bahkan, 5 orang Indonesia meninggal karena bunuh diri setiap harinya. Lalu,
mengapa hal ini bisa terjadi?
Kurangnya pengetahuan serta
berakarnya stigma negatif tentang gangguan kesehatan mental masih terjadi di
sekitar kita. Hal ini disinyalir sebagai salah satu penyebab masyarakat
Indonesia tidak menyadari pentingnya memiliki mental yang sehat. Banyak yang
beranggapan bahwa mendatangi Konselor, Psikolog, atau Psikiater, adalah
orang-orang yang bermasalah atau bahkan gila. Padahal, yang dilakukan bisa jadi
sebagai bentuk self-care atau
kepedulian terhadap kesehatan mentalnya. Ada juga yang beranggapan bahwa mereka
yang mengalami gangguan mental disebabkan karena kurangnya bersyukur dan kurang
dekat dengan Allah. Bahkan dianggap lebay.
Mari kita melihat pada diri
sendiri terlebih dahulu. Seberapa jauhkah kita memahami keadaan mental kita
sendiri? Seberapa besar kita menyayangi diri kita sendiri demi mencapai
kesejahteraan lebih baik? Seberapa berani kita mengakui ketika diri merasa
tidak baik? Yang pada akhirnya mendorong
kita untuk terbuka dan mencari bantuan agar diri menjadi baik kembali?
Mengenali tentang kesehatan
mental juga sebagai salah satu cara untuk mengetahui kondisi mental diri
sendiri. Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental atau
penyakit mental. Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani
stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk
menyakiti diri sendiri. Gangguan kesehatan mental sangat beragam, pun dengan
penyebabnya. Mereka yang memiliki gangguan kesehatan mental sudah saatnya untuk
didukung dan ditemani melewati masa sulitnya. Bukan malah dianggap negatif dan
dikucilkan.
Tahun 2020 tentu bukan tahun
yang mudah bagi kita semua. Selain menjaga kesehatan fisik di tengah pandemi,
kita juga perlu menjaga kesehatan mental yang saat ini tentu sangat rawan
terganggu. Untuk itu, tema yang dipilih oleh WHO dalam memperingati Hari
Kesehatan Mental Sedunia tahun ini adalah "Kesehatan Jiwa untuk Semua:
Investasi Lebih Besar - Akses Lebih Besar". Tema ini menyerukan adanya
investasi yang lebih besar untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki akses
perawatan kesehatan mental, khususnya di tengah pandemi COVID-19.
Yuk mulai lebih aware lagi
dengan isu kesehatan mental. Your mental health is a priority.
“No Health without Mental
Health” –WHO
- Oleh :
Laili Ni’amah, Guru Bimbingan dan Konseling SMPIT Hidayatul
Quran Boarding School.
0 komentar:
Posting Komentar